Nyeri Haid Bisa Jadi Pertanda Penyakit Berbahaya

Ketika periode menstruasi Anda datang, Anda akan lebih memilih meninggalkan semua aktivitas berat dan berbaring saja di ranjang. Bukan karena malas, namun karena rasa nyeri di perut yang mengganggu. Apakah nyeri haid yang Anda rasakan wajar? Atau justru ini adalah tanda dari penyakit berbahaya?

Apa saja penyakit yang ditandai dengan nyeri haid?
Nyeri haid saat sedang mengalami menstruasi merupakan rasa sakit yang wajar jika dialami wanita setiap bulan. Hal ini terjadi akibat adanya kontraksi otot-otot rahim yang diperlukan untuk meluruhkan lapisan rahim.

Kondisi kram di bagian perut ini sebenarnya normal, namun ada saatnya rasa sakit tersebut merupakan gejala adanya gangguan penyakit. Sering kali gangguan ini terabaikan karena dianggap sebagai rasa sakit biasa. Kenali sejak awal apakah nyeri haid yang Anda rasakan normal atau indikasi adanya penyakit.

1. Dismenore sekunder
Dismenore sekunder sering kali mulai muncul pada usia 20 tahun. Jika pada usia 40 tahun ke atas timbul gejala nyeri haid yang tidak pernah dialami, penting sekali untuk memeriksakan diri ke dokter.

Sakit dari dismenore sekunder biasanya dimulai lebih awal dalam siklus menstruasi dan berlangsung lebih lama dari kram menstruasi pada umumnya. Gejala lain adalah Anda akan merasakan nyeri yang semakin luar biasa selama haid dan akan menghilang setelah selesai menstruasi.

Rasa sakit ini biasa disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi wanita seperti adanya kelainan organik dalam pelvis, bisa karena kista ovarium, endometriosis, infeksi menular seksual, radang panggul, mioma, atau penggunaan alat kontrasepsi IUD (spiral).

Jika disebabkan karena nyeri haid sekunder, obat-obatan pereda nyeri biasanya tidak akan berpengaruh. Untuk mengetahui penyebab nyeri haid sekunder perlu dilakukan pemeriksaan dokter.

Biasanya lewat USG saja tidak cukup. Untuk endometriosis (pertumbuhan jaringan endometrium di luar rahim) misalnya, perlu laparoskopi. Perlu juga pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya infeksi.

2. Fibroid
Nyeri perut ini disertai dengan pendarahan yang berlebihan, sampai mengharuskan Anda mengganti pembalut 1-2 kali setiap jamnya. Apabila Anda mengalami hal seperti ini, maka disarankan Anda menjalani pemeriksaan karena hal tersebut bisa saja disebabkan oleh tumor jinak di saluran kemih. Tumor jinak ini biasanya ukurannya sebesar biji apel atau biji jeruk. Dan muncul pada wanita usia 30-an atau 40-an.

Kasus ini biasa disebut dengan fibroid, dan menyebabkan rasa sakit, nyeri, dan membuat pendarahan jadi berlebihan. Umumnya pendarahan tidak akan berhenti 3-4 hari, tetapi bisa mencapai berminggu-minggu.

3. Endometriosis
Sebenarnya belum ada kejelasan apa yang menyebabkan hal ini. Tetapi, endometriosis adalah kondisi di mana saat lapisan yang seharusnya ada di rahim justru keluar dan tumbuh di luar organ terdekat.

Kondisi ini sulit didiagnosis karena biasanya menyebabkan rasa nyeri di perut bagian bawah, dan gejalanya mirip dengan nyeri menstruasi.

Cara mengetahuinya adalah dengan pengecekan atau mengamati rasa kram yang dialami saat sedang berhubungan intim.

4. Radang panggul
Radang panggul adalah kondisi di mana nyeri di perut bagian bawah disertai dengan demam. Kondisi seperti ini sering dialami oleh banyak wanita. Ada rasa nyeri saat buang air kecil, dan warnanya berubah menjadi kehijauan.

Biasanya ini terjadi karena disebabkan adanya peradangan di dekat saluran kemih. Apabila dibiarkan, akan berkembang menjadi infeksi dan menjadi penyakit gonore atau chlamydia.

Bila Anda mengalami nyeri haid seperti ini, maka Anda harus lekas mendapatkan pengobatan. Ini bahaya bagi kondisi kesuburan Anda.

Komentar

Postingan Populer